PANDUAN
DAN CONTOH PENYUSUNAN
LAPORAN
HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh
Drs.
Sri Wasono Widodo, M.Pd
Widyaiswara
LPMP Jateng
Halaman Judul i
Lembar
Pengesahan ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi iv
Daftar Tabel
(bila ada) v
Daftar Gambar
(bila ada) vi
Daftar Lampiran
(bila ada) vii
Abstrak viii
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah 1
B. Identifikasi
Masalah dst.
C. Pembatasan
Masalah
D. Rumusan
Masalah
E. Tujuan
Penelitian
F. Manfaat
Penelitian
BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pendekatan
Konstruktivistik
2. Penguasaan
Konsep
B. Temuan Hasil
Penelitian yang Relevan
C. Kerangka
Berpikir
D. Hipotesis
Tindakan
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting
Penelitian (lokasi dan waktu)
B. Subjek
Penelitian
C. Sumber Data
D. Teknik dan
Alat Pengumpulan Data
E. Validasi Data
F. Analisis Data
G. Indikator
Kinerja/Indikator Keberhasilan (bila ada)
H. Prosedur
Penelitian
BAB IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Kondisi Awal
B. Deskripsi
Siklus I
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Hasil
Pengamatan
4. Refleksi
C. Deskripsi
Siklus II
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Hasil
Pengamatan
4. Refleksi
D. Pembahasan
Tiap Siklus dan Antar Siklus
E. Hasil
Penelitian
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan
B.
Implikasi/Rekomendasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Ijin penelitian
dari Kepala Sekolah …
Pernyataan
Peneliti …
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran …
Lembar Kerja
Siswa …
Instrumen
Penelitian …
Contoh/sampel
instrumen yang telah diisi …
Contoh hasil
ulangan siswa …
Ijin penelitian
dari kepala sekolah …
Daftar Hadir
siswa (saat siklus) …
Copy jurnal
mengajar (saat siklus) …
Foto-foto
(Foto-foto yang mendukung proses bisa masuk pada hasil ataupun pembahasan)…
ABSTRAK
Widodo, Sri
Wasono. 2008. Pendekatan Konstruktivistik untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep … Mata
Pelajaran ,,,,Kelas ….dst. Laporan Penelitian Tindakan Kelas, diajukan untuk
dinilai angka
kreditnya dari unsur pengembangan profesi.
Pembimbing : ….
Kata Kunci :
Pendekatan Konstruktivistik, pemahaman konsep, hasil belajar
Latar belakang
masalah dari penelitian tindakan ini adalah banyaknya siswa yang mengalami
kesulitan dalam
memahami konsep, hasil belajar yang perlu ditingkatkan, ….(dst). Dalam
penelitian ini,
masalah yang diupayakan untuk diatasi adalah pemahaman konsep. Berdasarkan
kajian teori
yang dikaji peneliti, pemahaman konsep dapat ditingkatkan melalui pembelajaran
berpendekatan
konstruktivistik.
Metodologi dari
penelitian ini adalah ….dst.
Catatan: kata
kunci berkisar 3 s.d. 5 kat. Abstrak berisi ringkasan latar belakang masalah,
masalah yang
diteliti, metodologi, hasil yang diperoleh, kesimpulan dan saran. Maksimal
abstrak
adalah dua
halaman.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Pada subbab
latar belakang masalah ini kemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, baik
kesenjangan teoritis maupun praktis yang melatar belakangi masalah yang akan
diteliti. Ada
baiknya di bagian ini disinggung secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian,
kesimpulan
seminar, diskusi ilmiah atau pengamatan dan pengalaman pribadi yang terkait
dengan masalah
yang akan diteliti yang dijabarkan secara lebih lengkap nanti pada Bab II.
Dengan demikian,
masalah pokok yang akan diteliti mendapatkan landasan yang kuat.
B. Identifikasi
Masalah
Pada subbab ini
kemukakan berbagai masalah yang Anda hadapi. Cakupan dari masalah yang
bisa diteliti
dalam PTK sesungguhnya sangat luas, yaitu meliputi:
· masalah belajar
siswa, seperti kesulitan dalam menguasai suatu konsep;
· pengembangan
profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan, pelaksanaan,
dan evaluasi
program pembelajaran;
· pengelolaan dan
pengendalian, misalnya teknik memotivasi, teknik modifikasi perilaku
dan teknik
pemngembangan diri;
· desain dan
strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur
pembelajaran,
implementasi dan inovasi model pembelajaran, interaksi di dalam kelas;
· penanaman dan
pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan sikap
ilmiah di dalam
diri siswa;
· alat bantu,
media dan sumber belajar, misalnya pemanfaatan lingkungan sebagai media
sekaligus
sebagai sumber belajar;
· sistem asesmen
dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran, misalnya penggunaan
performance test;
· masalah kurikulum,
misalnya pelaksanaan KTSP dalam hal interaksi guru-siswa, materisiswa,
siswa-lingkungan,
dsb.
Meskipun
permasalahan yang dapat diteliti pada hakekatnya sangat luas, namun perlu
diperhatikan
rambu-rambu berikuti ini:
· masalah yang
diteliti benar-benar terjadi di sekolah (riil);
· masalah tersebut
penting dan mendesak untuk dipecahkan.
Untuk membantu
para (calon) peneliti, pada bagian berikutnya disajikan beberapa kata kunci
yang
mempertanyakan berbagai permasalahan yang melatarbelakangi penelitian tindakan
kelas
kita. Beberapa
kata kunci ini juga berguna memandu kita dalam menyusun deskripsi pada
tahapan kegiatan
penelitian selanjutnya sampai berakhirnya penelitian kita (sampai penyusunan
laporan):.
C. Pembatasan
Masalah
Pada subbab ini
deskripsikan dengan jelas bahwa tidak semua masalah yang diidentifikasi pada
bagian
sebelumnya dapat dipecahkan secara simultan, sehingga Anda perlu membatasi
masalah.
Jelaskan pula
alasan mengapa Anda memilih fokus pada masalah tersebut (mengingat waktu,
referensi, dsb).
Deskripsikan pula definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasannya serta
hal-hal yang
Anda duga menjadi akar penyebab masalah ini, secara sistematis dan logis.
D. Rumusan
Masalah
Pada bagian ini
rumuskan masalah penelitian dalam bentuk rumusan masalah penelitian tindakan
kelas. Rumusan
masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya (Suhardjono,2008:68) dan
mengemukakan
alternatif pemecahan yang hendak dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi
dengan
mengajukan indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara
mengevaluasinya.
Dari judul di
atas, misalkan dapat diajukan rumusan masalah sbb.:
1. Apakah
pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan pemahaman konsep …?
2. Seberapa jauh
peningkatan hasil belajar siswa KD … melalui pendekatan
konstruktivistik?
3. Bagaimana
implementasi pendekatan konstruktivistik pada kegiatan pembelajaran KD
…?
E. Tujuan
Penelitian
Pada bagian ini
kemukakan tujuan PTK Anda baik tujuan umum maupun tujuan khusus.
Deskripsikan
dengan jelas sehingga dapat diukur sesuai indikator keberhasilannya. Perlu
diingat
bahwa pada suatu
karya tulis ilmiah termasuk laporan hasil PTK, keterkaitan antar bagian harus
menunjukkan
konsistensi. Dalam contoh ini misalnya dapat ditulis tujuan PTK sebagai
berikut:
1. meningkatkan
penguasaan konsep …
2. meningkatkan
hasil belajar siswa KD …
3. mengembangkan
model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik
F. Manfaat
Penelitian
Pada subbab ini
deskripsikan kontribusi hasil penelitian terhadap peningkatan kualitas
pendidikan
dan/atau pembelajaran bagi siswa sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru,
maupun komponen
pendidikan di sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari
penelitian ini.
Pada paragraf berikut disajikan contoh.
Penelitian ini
memiliki manfaat untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang meliputi:
1. Manfaat untuk
siswa adalah meningkatnya penguasaan konsep KD …
2. Manfaat untuk
guru adalah memperdalam pemahaman tentang model pembelajaran
berpendekatan
konstruktivistik dan menguasai teknik implementasinya.
3. Manfaat untuk
sekolah adalah meningkatnya kualitas pembelajaran karena adanya
inovasi model
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik sehingga berdampak
pada peningkatan
kualitas output dan outcome sekolah.
1.
Manfaat
untuk … (bisa dielaborasi dengan manfaat yang berskala lebih luas).
2.
BAB
II
KAJIAN
TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
Pada bagian
sebelumnya, kita telah mengidentifikasi beberapa permasalahan yang kita hadapi
dalam kegiatan
pembelajaran, dan akhirnya kita memutuskan akan fokus pada masalah
peningkatan
penguasaan konsep … Selanjutnya kita memiliki rencana untuk mengatasinya
dengan
mengimplementasikan pendekatan konstruktivistik. Apa langkah selanjutnya yang
kita lakukan? Dalam menyusun proposal PTK pada kajian pustaka, tidak sedikit
dari peneliti yang kebingungan, dan mengeluh karena merasa susah mencari kajian
teori dengan berbagai alasan. Alasan yang paling banyak dikemukakan adalah
bahwa di sekolah tidak tersedia buku-buku yang berisi teori yang mendukung
objek penelitiannya. Sesungguhnya di sinilah tantangannya. Padaera ghlobalisasi
ini sesungguhnya sangat banyak referensi online yang bisa kita peroleh
secara cuma-cuma melalui internet, yang disebut dengan open source.
Referensi yang kita perlukan pada kasus seperti antara lain tentang pendekatan
pembelajaran, ilmu jiwa dan ilmu pendidikan. Apabila penelitian tindakan kelas
dilakukan terhadap siswa SD Kelas III, mau tidak mau peneliti harus mendukung
penelitiannya dengan teori tentang perkembangan anak seusia tersebut. Misalnya
usia tersebut termasuk dalam tahap operasional konkret menurut Teori
Perkembangan
Kognitif oleh
Piaget dengan ciri-ciri sedang mengalami proses decentering, reversibility,
conservation, serialistation,
classification dan ekimination of egocentrism
(http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_
of_ cognitive_development.). Dalam membahas tentang perkembangan anak seusia
ini, peneliti harus mengemukakan ciri-ciri perkembangan anak usia tersebut, sesuai
dengan deskripsi dari teori yang diambil. Dengan mengemukakan teori tentang perkembangan
anak seusia tersebut, peneliti akan lebih mudah mencari alasan mengapa menggunakan
alat peraga tertentu, dsb. karena sesuai dengan sifat-sifat perkembangan anak
usia tersebut. Dalam penulisan karya tulis ilmiah hasil penelitian tindakan
kelas, di antara tulisan yang diajukan peneliti selama ini ada yang masih
mencerminkan cara berpikir yang tidak holistik, tetapi sangat parsial.
Barangkali sangat naif dan ketinggalan jaman apabila dalam bab ini peneliti masih
menjelaskan arti setiap istilah yang tanpa makna dan tanpa guna. Sebagai
contoh, peneliti mengambil judul Upaya Meningkatkan Penguasaan Konsep Mapel
X melalui Implementasi Pendekatan Konstruktivistik. Di bab II ini peneliti
mengutip kamus untuk setiap kata (1) upaya, (2) meningkatkan, (3) penguasaan,
(4) konsep, (5) mapel X, (6) Pendekatan, dan (7) Konstruktivistik. Jelas sekali
bab yang penuh dengan kutipan kamus ini tidak akan ada gunanya karena tidak
akan sampai pada pengertian yang dimaksudkan pada judul.
Kesalahan umum
yang sering dilakukan peneliti dalam Bab II ini adalah peneliti belum
menyampaikan
dukungan terhadap tindakan yang dilakukan. Dengan contoh tindakan di atas,
peneliti wajib
mencari teori yang menjelaskan bahwa Implementasi prinsip-prinsip pendekatan Konstruktivistik
berkaitan langsung dengan pemberian kepercayaan sepenuhnya kepada siswa dalam
mengkonstruksi pemahamannya dan penggunaan pengetahuan sebelumnya sehingga ia sudah
punya pijakan sendiri untuk berangkat membangun pemahaman tersebut. Dengan demikian
setiap siswa lebih mampu memahami konsep. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dalam
bab ini tampak teori yang menunjukkan hubungan sebab akibat, jika ada tindakan
begini, akibatnya akan begini. Jadi kajian pustaka bukan hanya menjelaskan
untuk memberikan pengertian tentang hal-hal yangh diteliti saja. Banyak di
antara penulis yang justru berlebihlebihan untuk memperbanyak halaman karya
tulisnya dengan menyampaikan hal-hal yang sesungguhnya tidak diperlukan sama
sekali, misalnya mengutip tata cara penyelenggaraan SMA, visi, misi, kurikulum,
dan sebagainya. Itu semua pada hakekatnya belum termasuk teori, namun masih
menjadi objek yang diteliti.
Pada bagian ini
hendaknya diuraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan
yang mendasari usulan rancangan (dalam proposal) dan pelaksanaan penelitian tindakan.
Kemukakan juga teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan
untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyusun
kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Sebagai
contoh yang sesuai untuk judul dalam tulisan ini, akan dilakukan PTK yang
menerapkan model pembelajaran yang mengimplementasikan prinsip-prinsip
pendekatan konstruktivistik. Pada kajian pustaka harus dikemukakan dengan
jelas:
a) bagaimana
teori belajar Constructivism, siapa saja tokoh-tokoh di belakangnya
misalnya
Piaget
(http://en.wikipedia.org/wiki/Constructivism: Learning_Theory), bagaimana sejarahnya,
apa yang spesifik dari teori ini, apa prinsip-prinsip dasarnya, apa
persyaratannya, dan lain-lain.
b) bagaimana
bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut dalam
pembelajaran,
strategi pembelajarannya, skenario pelaksanaan dsb.
c) bagaimana
keterkaitan atau pengaruh penerapan pendekatan tersebut dengan perubahan
yang diharapkan,
atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal ini hendaknya dapat
dijelaskan lebih
luas dengan dukungan berbagai hasil penelitian yang sesuai.
d) harus tampak
keterkaitan dengan subbab berikutnya, yaitu bagaimana perkiraan hasil
(hipotesis
tindakan) dengan dilaksanakannya penerapan model di atas pada pembelajaran
terhadap hal yang
akan dipecahkan.
Dalam penulisan
laporan penelitian, bagian kajian teori dan pustaka pada penelitian formal
(empiris)
berbeda dengan kajian teori dan pustaka pada penelitian tindakan kelas. Pada
penelitian formal, kajian pustaka disajikan untuk meningkatkan pemahaman yang
lebih tinggi tentang masalah yang sedang diteliti, karena umumnya penelitian
formal berasal dari hasil studi terhadap hasil penelitian sebelumnya. Jadi ada
tuntutan yang tinggi untuk menelaah secara luas/mendalam literatur terkait
dengan permasalahan yang diteliti dan penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian
tindakan kelas, kajian pustaka hanya dimaksudkan untuk memberi guideline (petunjuk)
bahwa suatu tindakan itu dibenarkan secara teoritis. Jadi tidak ada kebutuhan (tuntutan)
yang mendasar untuk menguji teori yang sudah ada, dan dapat menggunakan
literatur ataupun tulisan-tulisan tangan kedua, dengan kata lain dokumen
sekunder masih dapat dipakai untuk memperkuat dasar teori yang ada di bab ini.
Misalnya:
· Ada teori-teori
terkait yang memberi arah/petunjuk tentang variabel permasalahan yang
dipecahkan serta
variabel tindakan yang digunakan untuk mengatasinya.
· Ada usaha
peneliti memberikan argumen teoritis bahwa tindakan yang diambil didukung
oleh referensi
yang ada sehingga secara teoritis tindakan tersebut memiliki dukungan.
· Action tertentu
dimungkinkan dapat meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar, tetapi
tidak untuk
membuktikan teori. Dari uraian ini dikembangkan (ke subbab berikutnya)
kerangka
berpikir yamg memberikan langkah dan arah penelitian tindakan.
Sebagai contoh
untuk judul penelitian kita dalam tulisan ini kajian teori yang kita rujuk
harus
mendeskripsikan
pendekatan konstruktivistik (seperti pada lampiran) dan penguasaan konsep.
Bisa juga
didukung dengan referensi tentang psikologi belajar yang berkaitan dengan
tahapan
perkembangan
siswa yang menjadi subjek PTK kita (TK, SD/MI, SMP/MTs., SMA/MA atau
SMK/MAK).
Referensi ini penting karena bisa mendukung rencana tindakan yang akan kita
lakukan harus
menyesuaikan dengan perkembangan usia subjek yang masing-masing memiliki karakteristik
berbeda. Sebagai misal diberikan di sini subbab-subbab yang bisa dideskripsikan
lebih lanjut sebagai berikut:
1. Implementasi
Pendekatan Konstruktivistik
2. Hakekat
Pendekatan Pembelajaran
3. Konsep Dasar
Pendekatan Konstruktivistik
4. Implementasi
Pendekatan Konstruktivistik dalam Pembelajaran KD … Mapel …
1. Penguasaan
Konsep …
5. Hakekat …
(Mapel X)
6. Hakekat
Belajar melalui Penguasaan Konsep
7. Penguasaan
Konsep … pada Mapel X
B. Temuan Hasil
Penelitian yang Relevan
Pada subbab ini
deskripsikan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian yang Anda
lakukan. Penelitian sebelumnya tersebut bisa dari peneliti lain ataupun
merupakan karya Anda sendiri. Jelaskan pula persamaan dan perbedaannya secara
rinci, sebagai upaya Anda untuk meyakinkan bahwa penelitian yang Anda lakukan
bukan merupakan duplikasi dari hasil penelitian yang sudah ada.
C. Kerangka
Berpikir
Dalam kerangka
berpikir deskripsikan hasil analisis, kajian dan simpulan secara deduksi
hubungan antar
variabel berdasar kepada teori dan hasil-hasil penelitian yang telah dibahas.
Kerangka
berpikir merupakan pendapat dan pandangan penulis terhadap teori yang
dikemukakan, dan
merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek
permasalahan.
Kerangka
berpikir harus menggunakan alur pikiran yang logis, sruktur logikanya didasarkan
atas premis-premis yang benar dan mempergunakan cara penarikan kesimpulan yang
sah. Kerangka berpikir harus berdasarkan pada landasan teori dan disesuaikan
dengan permasalahan yang diambil. Hal ini penting untuk diperhatikan karena
deskripsi kita pada bagian ini akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
pengajuan hipotesis.
Klimaks dari
kerangka berpikir umumnya terdapat kalimat “… berdasarkan kajian teori dan
kerangka
berpikir diatas, diduga …(misalnya diduga melalui X dapat meningkatkan Y). Berikut
disajikan flowchrt atau diagram alir dari kerangka berpikir.
D. Hipotesis
Tindakan
Hipotesis
tindakan berbeda dengan hipotesis statistik maupun hipotesis penelitian formal.
Hipotesia
tindakan merupakan jawaban sementara berdasarkan kajian teori dan kerangka
berpikir.
Hipotesis tindakan juga merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang
diajukan
berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir.
Sesuai dengan
rumusan masalah pada bab sebelumnya, maka dapat dibuat contoh hipotesis
tindakan sebagai
berikut:
1. Implementasi
pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan penguasaan konsep …
2. Implementasi
pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan hasil belajar siswa KD …
3. Implementasi
prinsip-prinsip konstruktivisme dapat dikembangkan menjadi model
pembelajaran
dengan pendekatan konstruktivistik
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Setting
Penelitian
1. Waktu
Penelitian
Pada bagian ini
jelaskan kapan penelitian itu dilakukan. Deskripsikan juga tahapan kegiatan
mulai dari
persiapan penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis
data, pembahasan
dan laporan hasil penelitian. Beri alasan mengapa pengumpulan data/
pelaksanaan
tindakan dilakukan pada waktu itu.
2. Tempat
Penelitian
Tentang tempat
penelitian, deskripsikan di mana penelitian itu dilakukan, sekolah mana,
program apa,
kelas berapa dsb. Juga berikan alasan mengapa penelitian dilakukan pada tempat itu.
B. Subjek
Penelitian
Subjek
penelitian PTK juga berbeda dengan penelitian formal. Pada PTK tidak dikenal
adanya populasi, sample, dan teknik sampling seperti pada penelitian
kuantitatif, tetapi digunakan istilah subjek penelitian. Pada PTK, Populasi
adalah sampel yang juga berarti merupakan subjek penelitian. Jika yang
melakukan PTK adalah guru, subjeknya adalah siswa Apabila yang melakukan
penelitian kepala sekolah, maka subjeknya adalah guru. Namun karena seorang kepala
sekolah juga merupakan seorang guru, maka subjek penelitian PTK yang
dilakukannya bisa juga siswa. Pada penelitian yang dilakukan oleh pengawas
sekolah, subjeknya adalah guru atau kepala sekolah. Dalam hal subjeknya bukan
siswa seperti guru dan kepala sekolah, biasanya penelitiannya disebut
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).
C. Sumber Data
Sumber data
dalam PTK dapat berasal dari subjek peneliti maupun dari luar subjek peneliti.
Sumber data dari
subjek peneliti merupakan sumber data primer (misalnya nilai ulangan
harian). Sumber
data dari luar subjek peneliti merupakan sumber data sekunder (misalnya data hasil
pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat).
D. Teknik dan
Alat Pengumpulan Data
Dalam
pengumpulan data dapat digunakan teknik tes maupun non tes. Teknik tes pun
bervariasi seperti tes tertulis, tes lisan, ataupun tes perbuatan. Teknik non
tes juga bervariasi seperti wawancara, pengamatan, chek list, dsb. Alat
pengumpulan data bergantung pada teknik yang digunakan. Apabila teknik yang
digunakan adalah tes, alatnya dapat berbentuk.butir soal tes.
Apabila teknik
pengambilan data yang digunakan adalah non tes, alatnya dapat berbentuk
pedoman dan
lembar observasi, pedoman dan lembar wawancara, dsb.
E. Validasi Data
Validasi artinya
suatu kegiatan untuk memverifikasi benar tidaknya data yang diperoleh.
Validasi
diperlukan agar diperoleh data yang valid atau sahih. Validasi yang digunakan
disesuaikan
dengan data yang dikumpulkan. Untuk data kuantitatif (berbentuk angka) umumnya yang
divalidasi instrumennya. Validasi instrumen yang digunakan adalah validitas
teoretik maupun validitas empirik Diperlukan kisi-kisi agar terpenuhinya
validitas teoretik. Sedangkan untuk validasi empirik diperlukan prosedur
statistik tersendiri.
Validasi juga
bisa dilakukan dengan teknik triangulasi. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
secara persis kebenaran suatu fenomena dari arah atau posisi yang berbeda. Ada
beberapa macam teknik triangulasi:
· Triangulasi
teoritis berati penggunaan teori yang berbeda
· Triangulasi
sumber berarti penggunaan lebih dari satu sumber. Misalnya pengambilan
data dari orang
tua siswa di samping data dari siswa..
· Triangulasi data
diperoleh melalui pengambilan data di tempat, waktu dan kondisi
berbeda.
· Triangulasi
instrumen berarti penggunaan instrumen berbeda untuk menggali informasi
yang sama.
· Triangulasi
analisis adalah teknik triangulasi dengan menggunakan cara analisis yang
Berbeda
F. Analisis Data
Analisis yang
digunakan sesuai dengan metode dan jenis data yang dikumpulkan. Pada PTK
data yang
dikumpulkan dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif. Dalam PTK tidak
digunakan uji
statistik, tetapi dengan cara deskriptif. Data kuantitatif menggunakan analisis
deskriptif
komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus
1
dan nilai tes
setelah siklus 2. Data kualitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan
analisis deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari
tiap-tiap siklus.
G. Indikator
Kinerja/Indikator Keberhasilan (bila ada)
Indikator kinerja
merupakan kondisi akhir atau target yang diharapkan/ dicapai. Indikator kinerja
didasarkan pada pengalaman yang lalu dan hasil yang diperoleh pada saat
melakukan tindakan.
Dalam
penetapannya perlu pertimbangan yang cermat (jangan terlalu tinggi maupun
terlalu
rendah).
Misalnya dalam kondisi awal nilai rata-rata ulangan harian 52; indikator
kinerjanya
menjadi 54 atau
55 (jangan menjadi 88 atau 90).
Sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka indikator kinerja penelitian ini
adalah:
1. Meningkatnya
kemampuan dalam mempresentasikan hasil diskusi tentang konsep …,
meningkatnya
kemampuan mendeskripsikan dengan jelas pemahamannya tentang …,
mampu memberikan
contoh, mampu membedakan dengan konsep yang berbeda dsb.
sesuai instrumen
dan teknik pengumpulan data yang digunakan.
1. Meningkatnya
rata-rata nilai hasil post test, skor kuis, dsb. dari … menjadi …
2. Adanya
Skenario pembelajaran dalam RPP dan bahan ajar yang sesuai dengan
pendekatan
konstruktivistik.
H. Prosedur
Penelitian
Prosedur penelitian
merupakan langkah-langkah yang harus dilalui peneliti.Langkah pertama
adalah
menentukan metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu metode penelitian
tindakan kelas; dilanjutkan dengan menentukan banyaknya tindakan yang dilakukan
dalam siklus, minimal dua siklus. Langkah selanjutnya adalah menentukan tahapan–tahapan
dalam siklus, terdiri dari 4 tahapan yaitu: Planning, Acting, Observing,
Reflecting. Perlu dijelaskan secara singkat tiap tahapan pada setiap
siklus, misalnya dalam perencanaan dijelaskan langkah apersepsi, kegiatan inti,
dan penutup.
Untuk membantu
dalam penyusunan bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu menuliskan
pokok-pokok
rencana kegiatan dalam suatu tabel sebagai contoh berikut:
Siklus 1
Perencanaan: Identifikasi
masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
· Merencanakan
pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran
· Menentukan
Kompetensi Dasar dan indikatornya
· Mengembangkan
skenario pembelajaran.
· Menyusun Lembar
Pengamatan.
· Menyiapkan
Sumber Belajar.
· Mengembangkan
format evaluasi,
· Mengembangkan
format observasi pembelajaran
Tindakan · Menerapkan
tindakan mengacu pada skenario dan Lembar Pengamatan..
Pengamatan · Melakukan
observasi dengan memakai format observasi.
· Menilai hasil
tindakan dengan menggunakan format Lembar Pengamatan.
Refleksi · Melakukan
evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan
waktu dari setiap macam tindakan.
· Melakukan
pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, Lembar Pengamatan,
dsb.
· Memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.
· Evaluasi
tindakan I.
Siklus II
Perencanaan · Identifikasi
masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
· Pengembangan
program tindakan II
Tindakan · Pelaksanaan
program tindakan II
Pengamatan · Pengumpulan data
Tindakan II
Refleksi · Evaluasi
Tindakan II
Siklus-siklus
berikutnya
Kesimpulan,
saran, dan rekomendasi.
Dalam proposal,
tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator
keberhasilan
yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus berikutnya. Jumlah
siklus
diupayakan lebih dari satu siklus, namun tetap harus memperhatikan jadwal
kegiatan
belajar mengajar
di sekolah. Dalam rencana pelaksanaan tindakan secara kolaborasi pada setiap tahapan
hendaknya digambarkan peranan dan intensitas kegiatan masing-masing anggota peneliti,
sehingga tampak jelas tingkat dan kualitas kolaborasi dalam kegiatan tersebut.
Untuk membantu informasi apa saja yang akan digali, berikut disajikan beberapa
kata tanya kunci:
DAFTAR
PERTANYAAN-PERTANYAAN KUNCI
KLASIFIKASI MASALAH
JENIS INFORMASI
CONTOH PERTANYAAN
PERSONAL TERKAIT 1 2 3 4
Kegiatan Pembelajaran
Prosedural Apa yang seharusnya kita lakukan?
Untuk dan/atau
dengan siapa?
Klinis
Deskriptif Apa yang terjadi? Siapa saja yang terlibat?
Penyebab Apa
penyebabnya? Siapa yang melakukan?
Dampak
Menyebabkan apa? Terhadap siapa?
Afektif Apa yang
dirasakan? Bagi siapa?
Semantik Apa
artinya? Teori apa? Menurut siapa?
Klasifikasi
Contoh dari apa? Siapa yang mengklasifikasi?
Komparatif Apa
persamaan dan perbedaannya dengan yang lain?
Menurut siapa?
Pernjelasan
Mengapa terjadi?
Fenomena ini menunjukkan
apa?
Dengan siapa?
Siapa saja yang
setuju?
Refleksi Personal
Apakah saya senang? Apakah orang lain senang?
Evaluatif Apakah
ini baik dan benar?
Menurut siapa?
Justifikasi
Mengapa? Siapa yang setuju?
Konteks Kultural
Apakah ada klasifikasi lain?
Oleh siapa?
Sosial Apakah
ini benar? Menurut siapa?
Dalam proposal
(merupakan bagian paling akhir dari proposal), lengkapi dengan jadwal kegiatan yang
meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan hasil
penelitian.
Jadwal
penelitian disusun untuk memberikan prediksi bagi penulis sendiri dalam memprogram
persiapan usulan pengembangan profesi.
Contoh jadwal: .
NO RENCANA
KEGIATAN MINGGU KE:
1-2 3-4 5-6 7-8
9-10 11-12
1. PERSIAPAN
Menyusun Konsep
Pelaksanaan X
Menyepakati
jadwal dan tugas X
Menyusun
Instrumen X
Seminar Konsep
Pelaksanaan X
2 PELAKSANAAN
Mempersiapkan
kelas dan alat X
Melakukan
Tindakan Siklus 1 X X
Melaksanakan
Tindakan Siklus 2 X X
3 PENYUSUNAN
LAPORAN
Menyusun Konsep
Laporan X
Seminar Hasil
Penelitian X
Perbaikan
Laporan X
Penggandaan dan
Pengiriman Hasil X
Pada laporan
penelitian Bab III tentang metodologi penelitian menurut Sagor (dalam Supardi:144)
disebut deskripsi proses penelitian, yaitu peneliti diharapkan mampu menuliskan
atau menguraikan langkah-langkah penelitian secara jelas dan padat. Contoh:
Kami melakukan pretes kepada semua anak kelas … SD/SMP/SMA Negeri 5 Kota
Semarang tentang penguasaan konsep … pada akhir September. Selama bulan Oktober
dan November, semua siswa dan guru diharuskan untuk menulis catatan peningkatan
atau kemajuan dalam penguasaan konsep setelah siswa diberikan pembelajaran
berpendekatan konstruktivistik, termasuk tugas-tugas yang terkait dengan
pembelajaran baik yang berlangsung di ruang kelas maupun di luar kelas. Pada
akhir Desember, semua siswa diberikan postes. Kami juga melakukan wawancara
secara random terhadap 25 siswa. Secara bersamaan pula kami melakukan wawancara
melalui telepon kepada para orang tuanya untuk mengetahui introspeksi siswa
terhadap penguasaan konsepnya, kesenangan siswa terhadap kegiatan pembelajaran
terkait, dan sikap anak terhadap mata pelajaran X. Setiap anggota tim peneliti
saling memantau di kelas-kelas untuk melihat secara dekat penerapan strategi
(intervensi) pembelajaran yang diterapkan. Akhirnya, kami menganalisis data
untuk melihat perkembangan meningkatnya penguasaan konsep . (Supardi,2006:144).
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi
Kondisi Awal
Pada bagian ini
deskripsikan dengan jelas dan terukur kondisi awal yang menjadi masalah utama yang
akan kita pecahkan. Misalnya (Supardi 2008:141): menurut pengamatan peneliti
pada Kelas…SMP Negeri 5 Surakarta jumlah siswa yang berani mengungkapkan
gagasan tentang cara mengerjakan soal matematika cenderung sedikit yaitu
<10%. Data kondisi awal ini lebih baik apabila berupa data primer, namun
tidak menutup kemungkinan data sekunder.
Atau bisa juga
kondisi awal ini merupakan nilai UH1, sehingga meningkatnya hasil belajar
siklus 1 diukur dari UH2 dan hasil belajar siklus 2 diukur dari UH3
B. Deskripsi
Siklus I
1. Perencanaan
Karena pada
tahapan ini kegiatannya berupa penyusunan rancangan tindakan yang menjelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagai mana kegiatan tersebut
dilakukan (Suhardjono,2008:78), maka dalam laporan penelitian deskripsikan
secara rinci rancangan yang telah Anda laksanakan. Pada tahapan ini peneliti
menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Contoh:
1. Bagaimana
Anda merancang isi mata pelajaran, bahan ajar, tugas siswa yang sesuai
dengan teori
belajar konstruktivistik, yaitu menciptakan kondisi yang alamiah bagi siswa
sesuai
kehidupannya sehari-hari dengan menghargai latar belakang budayanya,
menghargai
potensi individual, menuntut tanggung jawab secara personal dari setiap
siswa, dan
pentingnya motivasi (http://en.wikipedia.org/wiki/Constructivism_learning_theory).
2. Merancang
strategi dan skenario pembelajaran yang juga menggunakan prinsip
pendekatan
konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran sesuai butir sebelumnya..
3. Menentukan
indikator ketercapaian tindakan yang akhirnya tertuang dalam Bab III butir
G dan menyusun
instrumen pengumpulan datanya.
Rancangan dan
skenario pembelajaran (atau dalam hal ini tindakan) hendaknya dijabarkan
serinci mungkin
sinhingga bisa memberikan gambaran secara jelas
1. langkah demi
langkah yang akan dilakukan
2. kegiatan yang
seharusnya dilakukan guru
3. kegiatan yang
diharapkan dilakukan oleh siswa
4. rincian media
pembelajaran dan bahan ajar yang akan digunakan dan cara menggunakannya
5. jenis
instrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data disertai dengan
penjelasan rinci
tentang cara menggunakannya.
2. Tindakan
Tahapan ini
merupakan fase pelaksanaan dari strategi dan skenario pembelajaran yang telah
dirancang
sebelumnya. Rancangan tersebut idealnya sudah di’latih’kan pada diri guru pelaksana
tindakan supaya ketika diterapkan di kelas kualitas pembelajarannya sesuai yang
diinginkan oleh skenario pembelajaran. Namun demikian kegiatan pembelajaran
yang dilakukan harus terlihat wajar, artinya jangan ada suatu perubahan radikal
dari situasi pembelajaran keseharian.
Tindakan berupa
pembelajaran yang dilakukan oleh Guru adalah kegiatan untuk memperbaiki
permasalahan.
Dalam laporan PTK langkah-langkah yang terjadi selama kegiatan pembelajaran diuraikan.
Apa yang pertama kali dilakukan? Bagaimana pengorganisasian kelasnya? Bagaimana
suasana kelas dengan pengorganisasian itu? Siapa yang mengajar? Siapa observer
atau pengambil data?.
Pada saat
pelaksanaan tindakan ini, guru harus berupaya agar memberdayakan siswa sehingga
mereka menjadi subjek belajar. Tumbuhkan kesadaran, pemahaman, kemampuan dan
kemauan belajar (learn how to learn). Mereka harus memiliki budaya
belajar karena hanya dengan belajar mereka bisa menjadi agen perubahan bagi
dirinya dan orang di sekitarnya.
Selama
pelaksanaan tindakan, guru sebagai pelaksana intervensi pembelajaran harus
mengacu pada rancangan yang telah dibuat. Untuk itu semua faktor yang
memungkinkan untuk terjadinya perubahan yang tidak direncanakan harus
dihindari. Upaya ini harus dilakukan untuk mengeliminasi kemungkinan bahwa
perubahan yang terjadi hanya kebetulan atau faktor lain yang bukan merupakan
tindakan kita.
3. Hasil
Pengamatan
Observasi
merupakan kegiatan pengumpulan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan mengenai
sasaran, atau untuk memantau perubahan yang diinginkan. Pemantauan perubahan inilah
yang nantinya akan menjadi bahan yang berguna dalam refleksi. Data yang
dikumpulkan tentunya sangat beragam sesuai instrumen yang digunakan, bisa
berupa kemajuan nilai yang merupakan indikator meningkatnya penguasaan konsep
ataupun hasil belajarnya, bisa juga berupa data kualitatif dentang suasana
kelas, fenomena-fenomena yang muncul dari siswa yang disebabkan dari suasana
belajar yang dibangun, dsb. Pada bagian ini, peneliti perlu menjelaskan secara
rinci jenis data apa saja yang dikumpulkan, cara mengumpulkan data dan semua
jenis instrumen yang digunakan. Ingat, jangan sampai memberikan deskripsi
refleksi pada bagian ini, karena belum saatnya.
4. Refleksi
Refleksi adalah
suatu kegiatan yang mengulas secara kritis tentang perubahan yang diharapkan telah
terjadi atau belum. Perubahan ini menyangkut siswa, suasana kelas, cara guru
mengajar, interaksi siswa dengan materi, interaksi siswa dengan siswa,
interaksi siswa dengan guru, intensitas dan kualitas interaksi, dsb. Pada
tahapan ini guru menjawab semua pertanyaan seperti yang tertera pada
pertanyaan-pertanyaan kunci yang ada pada bagian sebelumnya dari tulisan ini.
Sesungguhnya di
sinilah perlunya dilakukan kolaborasi dengan peneliti atau rekan sejawat
supaya refleksi
yang dilakukan lebih menyeluruh, cermat, dan obyektif. Dari hasil refleksi ini
akan disusun
rencana siklus selanjutnya yang berupa perbaikan-perbaikan dari semua kelemahan
yang terjadi pada tindakan siklus 1 dengan meningkatkan kualitas keberhasilan
di siklus sebelumnya.
Melalui kegiatan
refleksi diharapkan terjawab berbagai pertanyaan seperti:
1. Apa yang
telah diperoleh selama kegiatan berlangsung untuk meningkatkan
profesionalisme
guru ataupun peneliti?
2. Apakah
kegiatan yang telah dilakukan telah memperbaiki kualitas pembelajaran?
3. Seberapa jauh
peningkatan kualitas pembelajaran yang telah terjadi berdampak pada hasil
belajar ataupun
kompetensi siswa?
4. Apa tindak
lanjut kita supaya terjadi peningkatan kualitas pembelajaran yang
berkelanjutan?
C. Deskripsi
Siklus II
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Hasil
Pengamatan
4. Refleksi
D. Pembahasan
Tiap Siklus dan Antar Siklus
Pada bagian ini
ringkaskan hasil penelitian dari seluruh siklus dan semua aspek yang menjadi
konsentrasi
penelitian kita. Deskripsi yang diberikan bisa dilengkapi tabel dan grafik atau
tabel dan grafiknya bisa ditulis di lampiran. Bahas juga setiap aspek perubahan
dan perbaikan yang terjadi, dan bila yang terjadi sebaliknya maka perlu adanya
deskripsi penyebab atau alasan yang logis dan rasional. Apabila didukung dengan
deskripsi teoritis yang ada, maka akan menambah kualitas pembahasan.
E. Hasil
Penelitian
Hasil penelitian
pada bab ini pada dasarnya merupakan hasil penelitian yang diperoleh melalui kebenaran
empirik. Kebenaran secara teoretik berupa hipotesis sudah diajukan pada bab II.
Secara teotetik
kebenaran diperoleh dari pengembangan kajian teori, kerangka berpikir dan
finalnya
pengajuan hipotesis. Secara empirik kebenaran diperoleh dari hasil analisis
data yang diperoleh dari bab III dan bab IV, sehingga hasil penelitian pada bab
IV ini merupakan
kebenaran secara
empirik.
Ingatlah
konsistensi dengan bab-bab sebelumnya. Artinya isi kesimpulan ini harus sesuai
dengan permasalahan, tujuan penelitian, dan menjawab kebenaran hipotesis atau
tidak. Jadi dalam contoh kita apakah peningkatan pemahaman konsep secara
realitas terjadi? Jika tidak apa penyebabnya? Apakah ada peningkatan hasil
belajar siswa? Seberapa peningkatannya? Jika tidak terjadi peningkatan apa
penyebabnya? Apakah implementasi pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran
bisa dilakukan? Apa kendala pelaksanaannya? Temuan penting apa yang Anda
peroleh selama mengimplementasikan pendekatan tersebut? Semuanya deskripsikan dengan
jelas dan lengkap dalam bagian ini.
BAB
V.
PENUTUP
A. Simpulan
Pada bagian ini
kemukakan simpulan hasil penelitian pada bab sebelumnya dengan
memperhatikan
perumusan masalah dan tujuan penelitiannya. Misalnya:
1. Implementasi
pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan pemahaman konsep ….
2. Implementasi
pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran dapat
meningkatkan
hasil belajar dari nilai rata-rata … (siklus 1) meningkat menjadi ….(siklus
2) dst.
3. Implementasi
pendekatan konstruktivistik dapat dikembangkan menjadi model
pembelajaran
yang mampu meningkatkan penguasaan konsep ….
B.
Implikasi/Rekomendasi
Pada bagian ini
deskripsikan dampak teoritis terhadap perkembangan ilmu dan penelitian. Dapat juga
digambarkan dampak penerapan praktis dalam pemecahan masalah dan penyusunan kebijaksanaan.
Jadi implikasi yang dimaksudkan di sini adalah penerapan hasil penelitian dalam
kebijakan, yang dilanjutkan dengan rekomendasi yaitu saran yang lebih bersifat
kebijakan (lebih bersifat teknis) yang perlu dilakukan.
C. Saran
Saran dapat
dikelompokkan ke dalam dua bagian:
1. Saran untuk
penelitian lebih lanjut. Uraikan keterbatasan penelitian Anda, kemudian
sarankan
(Contoh)
2. Penelitian
lebih lanjut tentang implementasi pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan
pembelajaran
untuk meningkatkan penguasaan konsep.
3. Dalam
penelitian lanjutan validasi instrumen disarankan untuk ditingkatkan karena
dalam
penelitian Anda
validasinya belum memadai.
4. Saran untuk
penerapan hasil penelitian, (Contoh)
5. Implementasi
pendekatan konstruktivistik dalam kegiatan pembelajaran untuk KD yang
sesuai.
6. Pentingnya
penguasaan konsep secara tuntas, bukan fakta-fakta yang terpisah-pisah.
7. Pengembangan
berbagai model pembelajaran yang berpendekatan konstruktivistik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research-CAR).
Dalam Arikunto,
Suharsimi dkk. (Eds). Penelitian Tindakan Kelas (hlm. 1-41).
Jakarta:Bumi
Aksara.
Suhardjono.
2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Kegiatan Pengembangan Profesi Guru.
Dalam Arikunto,
Suharsimi dkk. (Eds). Penelitian Tindakan Kelas (hlm. 43-98).
Jakarta:Bumi
Aksara.
Supardi. 2008.
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta Sistematika
Proposal dan
Laporannya. Dalam Arikunto, Suharsimi dkk. (Eds). Penelitian Tindakan Kelas
(hlm.99-148).
Jakarta:Bumi Aksara.
UM. 2003. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Malang:Universitas Negeri Malang.
Wikipedia.13
Desember 2008. Constructivism (Learning Theory). Wikipedia, The Free
Encyclopedia.(Online).
(http://en.wikipedia.org/wiki/Constructivism_ (learning_theory)).
Diakses tanggal
19 Desember 2008).
Wikipedia.16
Desember 2008. Theory of Cognitive Development. Wikipedia, The Free
Encyclopedia.(Online).
(http://en.wikipedia.org/wiki/Theory_ of_ cognitive_development.
Diakses
tanggal 19 Desember 2008).
(
Diposkan kembali oleh : agus.3108 )