Translate
Senin, 02 Mei 2016
Minggu, 24 April 2016
TEKNOLOGI INFORMASI PADA BIDANG PENDIDIKAN, PEMERINTAHAN, PERBANKAN DAN KEUANGAN
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,
sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang
lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan
agar data dapat disebar dan diakses secara global.
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini
adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi
tentang kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi
seperti sains, teknologi, perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi
profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu dengan
pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu,
negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat
menghambat bertukar pikiran.Perkembangan Teknologi Informasi memacu
suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan
berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan
ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
Pendidikan Darurat Pasca-Bencana
KONFLIK
politik dan bencana alam memperparah situasi krisis
dan penderitaan berkepanjangan di Aceh. Kita masih ingat, sebelum bencana, pembakaran
sejumlah sekolah di Aceh akibat konflik politik. Kini
gelombang tsunami menyapu dan meluluhlantakkan
sejumlah sekolah dan menghancurkan sistem pendidikan.
Anak-anak
selalu menjadi korban utama dalam konflik politik maupun bencana alam. Dunia pendidikan kita, yang dalam keadaan normal
masih carut marut jika dilihat dari sudut manajerial, kini kian kacau dan tidak tahu lagi harus
berbuat apa saat menghadapi krisis dan darurat akibat
bencana.
Situasi
darurat akibat krisis politik dan bencana alam bisa terjadi di mana saja. Maka, dalam pertemuan di Dakar, Senegal, April 2000, Unesco
memikirkan dan mempelajari sebuah kerangka kerja bersama bagi kelangsungan
pendidikan pada masyarakat yang ditimpa krisis politik maupun bencana. Pembahasan kelangsungan pendidikan dalam situasi darurat dan krisis
merupakan pengejawantahan keprihatinan
atas Deklarasi Hak- hak Asasi Manusia Universal, tertuang
dalam Pasal 26 Ayat (1), "Setiap orang berhak atas pendidikan. Pendidikan gratis semestinya diberikan pada tingkat dasar atau
tingkat paling fundamental. Pendidikan dasar merupakan
hal amat esensial dan dilindungi oleh hukum".
Rabu, 13 April 2016
KUMPULAN JUDUL PTK BK DAN MAPEL
Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Bimbingan Sosial
Materi Tata Krama dalam Kehidupan Bermasyarakat Siswa Kelas 8.G Semester II MTs
Negeri ........... dengan Bimbingan dan Konseling
B
A B I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Salah satu tujuan nasional yang tersurat dalam Pembukaan UUD Republik
Indonesia tahun 1945 ialah “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mencapai
tujuan tersebut dalam ketetapan MPR RI No. II/ MPR/ 1993 Bab IV secara tersurat
telah mencantumkan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut :
Pendidikan
nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu mauusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin,
beretos kerja, profesional, bertanggungjawab dan produktif serta sehat jasmani
dan rohani. pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan
mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawanan Pribadi serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai
jasa para pahlawan, serta berorientasi pada masa depan. Iklim belajar dan
mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan
masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan kreatif, inovatif dan
berkeinginan untuk maju. (GBHN 1993:85)
Berkaitan dengan tujuan tersebut diatas maka masalah pendidikan harus
mendapatkan perhatian yang lebih besar, memerlukan keterlibatan dan kerjasama
beberapa pihak serta unsur yang ada didalamnya.
Meningkatkan
Prestasi Belajar Melalui Bidang Bimbingan Pribadi Materi Psikologi Remaja Siswa
Kelas VIII-B Semester II MTs Negeri ............ Dengan Bimbingan dan Motivasi
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai salah satu lembaga
yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang amat penting
dalam usaha mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang
berguna. Hal ini berarti sekolah turut pula bertanggungjawab tercapainya suatu
tujuan, yang telah ditetapkan.
FUNGSI
BIMBINGAN DAN PENYULUHAN (BP) DALAM MENUNJANG PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya sangat penting saja, bahkan sama sekali tidak bias dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan itu mutlak sifatnya dalam kehidupan, baik dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa atau Negara sebagian besar ditentukan oleh mutu pendidikannya.
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, tidak hanya sangat penting saja, bahkan sama sekali tidak bias dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan itu mutlak sifatnya dalam kehidupan, baik dalam kehidupan bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa atau Negara sebagian besar ditentukan oleh mutu pendidikannya.
Peningkatan Prestasi Belajar Melalui Bidang Bimbingan
Pribadi dan Sosial Materi Mengatasi stres dan depresi Siswa Kelas .............
Dengan Layanan kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Sekolah sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal
mempunyai peranan yang amat penting dalam usaha mendewasakan anak dan
menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berguna. Hal ini berarti sekolah
turut pula bertanggungjawab tercapainya suatu tujuan, yang telah ditetapkan.
MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR BIDANG BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL MATERI MEMAHAMI TUJUAN
PENDIDIKAN PADA SISWA KELAS 8.F SEMESTER I MTs NEGERI ................. DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA PENGAJARAN
B
A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media pengajaran merupakan alat yang
digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas materi pelajaran yang
disampaikan kepada siswa, dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri
siswa. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme, tentu akan
membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam
belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang
diterimanya. Dengan demikian kegiatan belajar akan lebih efektif.
PENINGKATAN PRESTASI BIDANG PENGEMBANGAN SOSIAL MATERI
TATA KRAMA PERGAULAN PADA SISWA KELAS ……DI ...........
MELALUI LAYANAN ORIENTASI
TAHUN……..
TAHUN……..
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Suatu Kegiatan layanan orientasi disebut pelayanan apabila kegiatan
tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran pelayanan
(klien/konseli) ,dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun
kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran pelayanan itu.
Oleh karena itu "Tanggung jawab pendidikan ada pada lembaga-lembaga
yang meliputi; lembaga keluarga, lembaga sekolah, lembaga masyarakat, lembaga
keagamaan dan lembaga pemerintah: (Drs. M. Noor Syaln, 198(1: 19).
MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR BIDANG BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL MATERI PENTINGNYA MENGATUR
WAKTU PADA SISWA KELAS................. DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN INFORMASI
TAHUN......
TAHUN......
B
A B I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme,
tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa
gembira dalam belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran
yang diterimanya. Dengan demikian kegiatan belajar akan lebih efektif.
Belajar yang efektif harus dimulai
dari pengalaman langsung atau pengalaman kongkrit dan menuju kepada pengalaman
yang lebih abstrak. Belajar akan lebih efektif jika dibantu dengan alat peraga
dalam pengajaran dari pada tanpa dibantu dengan alat pengajaran. Agar proses
belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk
memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berusaha untuk menampilkan rangsangan (stimulus),
yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang
digunakan untuk menerima dan mengolah informasi, maka semakin besar kemungkinan
informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.
Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP XXX Melalui Layanan
Bimbingan Konseling Dengan Cara Meningkatkan Kualitas Hubungan Guru Bimbingan
Konseling Dengan Siswa Pada Tahun Pelajaran XXX
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling menjadi bagian integral dari pendidikan di sekolah sejak diberlakukanya kurikulum 1975. Konseling memiliki sebutan yang beragam dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Beberapa istilah yang lazim digunakan disekolah adalah GC (Guidance and Counseling), BP (Bimbingan dan Penyuluhan), serta BK (Bimbingan dan Konseling). Personil yang bertugas menangani juga mendapat sebutan yang berbeda – beda seperti guru GC, guru BP, guru BK, pembimbing dan konselor. Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 (ayat) 6, mengukuhkan sebutan konselor serta menegaskan konselor sebagai pendidik.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling menjadi bagian integral dari pendidikan di sekolah sejak diberlakukanya kurikulum 1975. Konseling memiliki sebutan yang beragam dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Beberapa istilah yang lazim digunakan disekolah adalah GC (Guidance and Counseling), BP (Bimbingan dan Penyuluhan), serta BK (Bimbingan dan Konseling). Personil yang bertugas menangani juga mendapat sebutan yang berbeda – beda seperti guru GC, guru BP, guru BK, pembimbing dan konselor. Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 (ayat) 6, mengukuhkan sebutan konselor serta menegaskan konselor sebagai pendidik.
PENINGKATAN RANAH KOGNITIF DAN AFEKTIF PESERTA DIDIK
KELAS ...... PADA MATA PELAJARAN SEJARAH MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) DENGAN MODEL P A S A (PICTURES AND STUDENT ACTIVE)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Peranan
pendidikan di Indonesia menjadi prioritas utama, secara jelas di dalam UUD 1945
pada pasal 31 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan
penyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
undang-undang sejarah, sejalan dengan hal tersebut GBHN 1988 dinyatakan
peranan pendidikan nasional yang kaitannya dengan sejarah yaitu meningkatkan
kualitas manusia Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras. Selain itu yang
perlu digaris bawahi adalah bahwa pendidikan nasional harus mampu menumbuhkan
dan memperdalam rasa cinta tanah air (nasionalisme) dan mempertebal semangat
kebangsaan (patriotisme).
Penerapan
Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Simulasi Untuk Meningkatakan Prestasi
Belajar Sejarah Pada Siswa Kelas …………. SDN …………… Kec. …………… Kab. ……………. Tahun
2005/2006
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan unutk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah asal pakai, tetapi telah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan unutk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Penerapan
Gabungan Metode Ceramah Dengan Metode Sumbang Saran Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar Sejarah Pada Siswa Kelas …………………Tahun Pelajaran
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah
satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi
pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada
keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini.
Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas.
Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral
upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja
yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah
adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan
dalam kondisi apapun.
Meningkatkan
Prestasi Belajar Pengetahuan Sosial Melalui Gabungan Metode Ceramah Dengan
Metode Belajar Aktif Model Pengajaran Autentik Pada Siswa Sekolah Dasar
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menggunakan metode terkadang
guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak
mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak
dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan
jelas dan dapat diukur. Dengan begitu mudahlah bagi guru menentukan metode yang
bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan
tersebut.
Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain
Sepak Bola Pada Siswa Kelas…tahun pelajaran …..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola adalah salah satu jenis
olah raga yang sangat digemari orang seluruh dunia. Olah raga ini sangat
universal. Selain digemari orang laki-laki olah raga ini juga digemari para
perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak Sejak tahun 1990 an olah raga
ini mulai digunakan untuk para wanita meskipun sebelumnya olah raga ini hanya
diperuntukkan bagi kaum pria.
Olah raga ini melibatkan 11 orang
dalam satu teamnya. Untuk menjadi pemenang dalam suatu pertandingan harus
melawan satu team lainnya. Lapangan . para pemain sepak bola memperebutkan
sebua bola untuk dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang
(goal keeper)
Upaya
Pengembangan Prestasi Olah Raga di Kelas…, .. Melalui Metode Eksperimen Tahun
Pelajaran…..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak orang salah menafsirkan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah sama dengan proses penciptaan prestasi di bidang olah raga. Kesalahan tafsir ini menimbulkan kesalahan juga dalam metode atau cara mengajarkan pendidikan jasmani di sekolah. Padahal, antara pendidikan jasmani dan prestasi olah raga sama-sama memiliki metode dan target namun metode dan targetnya agak berbeda. Meski begitu, pendidikan jasmani bisa dijadikan sebagai awal dari dimulainya metode atau proses penciptaan sebuah prestasi olah raga di sekolah, yang boleh jadi bisa dilanjutkan menjadi sebuah proses penciptaan prestasi secara nasional.
Memperkenalkan
Teknik Dasar Start Jongkok Melalui Metode Ceramah Pada Siswa …………… Tahun
Pelajaran………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga menyehatkan! Inilah
ungkapan masyarakat. Masyarakat meyakini benar manfaat olahraga bagi kesehatan.
Tetapi bagaimana olahraga dapat menyehatkan dan berapa berat orang harus
melakukan olahraga untuk menjadi lebih sehat? Inilah masalah yang perlu
diperjelas bagaimana tata-hubungan antara olahraga dengan kesehatan, bagaimana
cara melakukan olahraga untuk kesehatan dan berapa berat olahraga harus
dilakukan agar orang menjadi lebih sehat. Perlu diketahui bahwa pada awal abad
21 usia harapan hidup diperkirakan mencapai 70 tahun. Hal ini akan meningkatkan
jumlah orang usia lanjut, yang diperkirakan pada tahun 2005 ini mencapai jumlah
19 juta orang atau 8,5% dari penduduk (Dep.Sosial RI.,1996: 1 dan 6). Dari
sudut pandang kesehatan masyarakat, kondisi ini perlu diantisipasi agar para
usia lanjut ini tetap sehat, sejahtera dan mandiri, sehingga tidak menjadi
beban berat bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Penerapan Metode Inkuiri Pada Mata Pelajaran
Penjaskes Untuk Meningkatkan Teknik Bermain Bola Tangan Pada Siswa……….. Tahun
Pelajaran.....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas kehidupan bangsa sangat
ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk
menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena
itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan nasional.
Kemajuan suatu bangsa hanya
dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu
pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia
Indonesia. Untuk mencapai itu pendidikan harus adaptif terhadap perubahan
zaman.
UPAYA PENGEMBANGAN PRESTASI OLAH
RAGA BOLA VOLI MELALUI METODE CERAMAH PLUS PADA SISWA………… TAHUN PELAJARAN……
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan olahraga yang dilakukan secara baik dan benar memiliki dampak positif
dalam perkembangan siswa baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Karena kegiatan olahraga selain memberi manfaat kesehatan fisik juga dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan sosialisasi siswa di berbagai bidang.
Penerapan
Metode Belajar Tuntas Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mengarang Bahasa
Indonesia Pada Siswa
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam pengajaran Bahasa
Indonesia, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotor. Ketiga aspek itu berturut-turut menyangkut ilmu
pengetahuan, perasaan, dan keterampilan atau kegiatan berbahasa. Ketiga aspek
tersebut harus berimbang agar tujun pengajaran bahasa yang sebenarnya dapat
dicapai. Kalau pengajaran bahasa terlalu banyak mengotak-atik segi gramatikal
saja (teori), murid akan tahu tentang aturan bahasa, tetapi belum tentu dia
dapat menerapkannya dalam tuturan maupun tulisan dengan baik.
Pembelajaran
Kontekstual Model Pengajaran Berbasis Masalah yang Efektif Dalam Meningkatkan
Prestasi dan Penguasaan Materi Pelajaran IPA Pada Siswa
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan Nasional di bidang
pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas melalui pendidikan
merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus dilakukan untuk
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang berkualitas akan menentukan
mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisipasi,
mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan yang terjadi dalam
masyarakat pada kini dan masa depan.
Peningkatan
Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Pembelajaran Kooperatif Model
Think-Pair-Share Pada Siswa
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad 21 ini, kita perlu
menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah-sekolah. Peranan yang
harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan akan didik untuk
berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat
berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh
sekolah-sekolah.
Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi Pelajaran
Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kembali Kesulitan Materi
Pelajaran Pada Siswa
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir dari rangkaian proses belajar
mengajar adalah tes akhir suatu mata pelajaran yang dilakukan melalui tes
formatif, tes akhir cawu, tes akhir semester atau tes ujian kenaikan kelas bagi
siswa kelas enam sekolah dasar. Di dalam menghadapi tes ujian kenaikan kelas
bagi siswa Kelas ………………. sekolah dasar perlu adanya refreshing terhadap
materi ajar yang telah diterima oleh siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar.
Peningkatan Prestasi Belajar PKn
melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model Struktural pada Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan paradigma lama mengenai proses belajar mengajar bersumber pada teori (atau lebih tepatnya asumsi) tabula rasa John Locke yang menyatakan bahwa pikiran anak seperti kertas kosong yang putih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya. Dengan kata lain, otak seorang anak sepeti botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan kebikaksanaan sang mahaguru.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan paradigma lama mengenai proses belajar mengajar bersumber pada teori (atau lebih tepatnya asumsi) tabula rasa John Locke yang menyatakan bahwa pikiran anak seperti kertas kosong yang putih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya. Dengan kata lain, otak seorang anak sepeti botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan kebikaksanaan sang mahaguru.
Metode Belajar Aktif Model Pengajara
n Terarah Dalam Meningkatkan Prestasi Dan Pemahaman
Pelajaran IPS Pada Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar
tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya
serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang
cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi
daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat
lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan
menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat
tercapai.
Upaya Pembelajaran Terstruktur Dengan Pemberian Tugas dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah
satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi
pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada
keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang
berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu,
upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan
pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas
pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan
tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi
apapun.
Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan
Menerapkan Model Pengajaran Tuntas Pada Siswa Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut teori psikologi, anak yang rasional selalu bertindak sesuai
tingkatan perkembangan umur mereka. Ia mengadakan reaksi-reaksi terhadap
lingkungannya, atau adanya aksi dari lingkungan maka ia melakukan kegiatan atau
aktivitas. Dalam pendidikan kuno aktivitas anak tidak pernah diperhatikan
karena menurut pandangan mereka anak dilahirkan tidak lain sebagai “orang
dewasa dalam bentuk kecil”. Ia harus diajarkan menurut kehendak orang dewasa.
Karena itu ia harus menerima dan mendengar apa-apa yang diberikan dan disampaikan
orang dewasa/guru tanpa dikritik. Anak tak obahnya seperti gelas kosong yang
pasif menerima apa saja yang dituangkan ke dalamnya.
Peningkatan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam dengan Diterapkannya Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini, selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut Agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun pada masayarakat yang sudah modern. Merka akan merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdikan diri kepeda Dzat Yang Maha Kuasa. Hal semacam ini memang sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Rad ayat 28, yang artinya, “Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada Allah, hati akan menjadi tenteram.”
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Semua manusia di dalam hidupnya di dunia ini, selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang disebut Agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitive maupun pada masayarakat yang sudah modern. Merka akan merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdikan diri kepeda Dzat Yang Maha Kuasa. Hal semacam ini memang sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-Rad ayat 28, yang artinya, “Ketahuilah, bahwa hanya dengan ingat kepada Allah, hati akan menjadi tenteram.”
Meningkatkan Ranah Kognitif dan
Afektif Peserta Didik Kelas X SMA X Pada Mata Pelajaran Sejarah Dengan
Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Dengan Model PA S A (Pictures
and Student Active)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan pendidikan di Indonesia menjadi prioritas utama, secara jelas di dalam UUD 1945 pada pasal 31 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan penyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang sejarah, sejalan dengan hal tersebut GBHN 1988 dinyatakan peranan pendidikan nasional yang kaitannya dengan sejarah yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras. Selain itu yang perlu digaris bawahi adalah bahwa pendidikan nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air (nasionalisme) dan mempertebal semangat kebangsaan (patriotisme).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peranan pendidikan di Indonesia menjadi prioritas utama, secara jelas di dalam UUD 1945 pada pasal 31 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah mengusahakan dan penyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang sejarah, sejalan dengan hal tersebut GBHN 1988 dinyatakan peranan pendidikan nasional yang kaitannya dengan sejarah yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras. Selain itu yang perlu digaris bawahi adalah bahwa pendidikan nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air (nasionalisme) dan mempertebal semangat kebangsaan (patriotisme).
Metode Pembelajaran Imajinatif dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Mengarang Bahasa Indonesia Pada Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di dalam pengajaran Bahasa Indonesia, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek pengetahuan/kompetensi, skill dan sikap. Ketiga aspek itu berturut-turut menyangkut ilmu pengetahuan, perasaan, dan keterampilan atau kegiatan berbahasa. Ketiga aspek tersebut harus berimbang agar tujun pengajaran bahasa yang sebenarnya dapat dicapai. Kalau pengajaran bahasa terlalu banyak mengotak-atik segi gramatikal saja (teori), murid akan tahu tentang aturan bahasa, tetapi belum tentu dia dapat menerapkannya dalam tuturan maupun tulisan dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di dalam pengajaran Bahasa Indonesia, ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek pengetahuan/kompetensi, skill dan sikap. Ketiga aspek itu berturut-turut menyangkut ilmu pengetahuan, perasaan, dan keterampilan atau kegiatan berbahasa. Ketiga aspek tersebut harus berimbang agar tujun pengajaran bahasa yang sebenarnya dapat dicapai. Kalau pengajaran bahasa terlalu banyak mengotak-atik segi gramatikal saja (teori), murid akan tahu tentang aturan bahasa, tetapi belum tentu dia dapat menerapkannya dalam tuturan maupun tulisan dengan baik.
Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Dengan Menerapan Model Pengajaran Kolaborasi Pada Siswa
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang sedang berlangsung dewasa ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain persaingan ketat dalam perdangan internasional sebagai konsekuensi pasar bebas di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Hal tersebut telah menimbulkan berbagai masalah kehidupan, termasuk matinya produk-produk perdangan lokal, bahkan pabrik-pabrik teksil dalam negeri, karena tidak mampu bersaing dengan produk luar. Contohnya: kalau jalan-jalan ke swalayan, dapat kita saksikan berapa prosen produk dalam negeri yang dipasarkan, bahkan mencari jeruk Garut atau apel Malang saja sudah susah.
Menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut, pendidikan harus berorientasi sesuai dengan kondisi dan tuntutan itu, agar output pendidikan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Dalam kondisi ini, manajemen birokratik sentralistik yang telah menghasilkan pola penyelenggaraan pendidikan yang seragam dalam berbagai kondisi lokal yang berbeda untuk berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, tidak bisa dipertahankan lagi. Dikatakan demikian, karena muatan dan proses pembelajaran di sekolah selama ini menjadi miskin variasi, berbasis pada standar nasional yang kaku, dan diimplementasikan di sekolah atas dasar petunjuk-petunjuk yang cenderung serba detail. Di samping itu, peserta didik dievaluasi atas dasar akumulasi pengetahun yang telah diperolehnya, sehingga orang tua tidak mempunyai variasi pilihan atas jasa pelayanan pendidikan bagi anak-anaknya, sumber-sumber pembelajaran di “dunia” nyata dan unggulan daerah tidak dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan di sekolah, dan lulusan hanya mampu menghafal tanpa memahami.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi yang sedang berlangsung dewasa ini, Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut antara lain persaingan ketat dalam perdangan internasional sebagai konsekuensi pasar bebas di kawasan ASEAN dan Asia Pasifik. Hal tersebut telah menimbulkan berbagai masalah kehidupan, termasuk matinya produk-produk perdangan lokal, bahkan pabrik-pabrik teksil dalam negeri, karena tidak mampu bersaing dengan produk luar. Contohnya: kalau jalan-jalan ke swalayan, dapat kita saksikan berapa prosen produk dalam negeri yang dipasarkan, bahkan mencari jeruk Garut atau apel Malang saja sudah susah.
Menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut, pendidikan harus berorientasi sesuai dengan kondisi dan tuntutan itu, agar output pendidikan dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Dalam kondisi ini, manajemen birokratik sentralistik yang telah menghasilkan pola penyelenggaraan pendidikan yang seragam dalam berbagai kondisi lokal yang berbeda untuk berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, tidak bisa dipertahankan lagi. Dikatakan demikian, karena muatan dan proses pembelajaran di sekolah selama ini menjadi miskin variasi, berbasis pada standar nasional yang kaku, dan diimplementasikan di sekolah atas dasar petunjuk-petunjuk yang cenderung serba detail. Di samping itu, peserta didik dievaluasi atas dasar akumulasi pengetahun yang telah diperolehnya, sehingga orang tua tidak mempunyai variasi pilihan atas jasa pelayanan pendidikan bagi anak-anaknya, sumber-sumber pembelajaran di “dunia” nyata dan unggulan daerah tidak dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan di sekolah, dan lulusan hanya mampu menghafal tanpa memahami.
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA
Dengan Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing Pada Siswa Kelas
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi tidak akan lepas dari perkembangan dalam bidang IPA. Perkembangan dari bidang IPA tidak mungkin terjadi bila tidak disertai dengan peningkatan mutu pendidikan IPA, sedangkan selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari Nilai mata pelajaran IPA yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Ini Menunjukkan masih rendahnya mutu pelajaran IPA.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi tidak akan lepas dari perkembangan dalam bidang IPA. Perkembangan dari bidang IPA tidak mungkin terjadi bila tidak disertai dengan peningkatan mutu pendidikan IPA, sedangkan selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari Nilai mata pelajaran IPA yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Ini Menunjukkan masih rendahnya mutu pelajaran IPA.
Labels: PTK IPA
METODE UMPAN BALIK DENGAN
MENUMBUHKAN RASA SENANG DAN NYAMAN BELAJAR MATEMATIKA, SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berta.kwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sayangnya, untuk mencapai tujuan mulia tersebut masih ditemui banyak hambatan. Masalah pokok berkaitan dengan pendidikan yang banyak disoroti adalah soal rendahnya mutu pendidikan. Salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan ditunjukkan oleh rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Pada konteks pelajaran Matematika khususnya di Sekolah ……., rendahnya prestasi belajar tidak hanya pada aspek kemampuan untuk mengerti matematika sebagai pengetahuan, tetapi juga aspek rendahnya sikap terhadap matematika. Pada aspek sikap siswa, selama ini banyak siswa yang menganggap pelajaran Matematika sebagai momok yang menakutkan. Hal ini berkaitan dengan karakteristik Matematika yang abstrak, sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran Matematika sehingga prestasi belajarnya rendah.
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berta.kwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sayangnya, untuk mencapai tujuan mulia tersebut masih ditemui banyak hambatan. Masalah pokok berkaitan dengan pendidikan yang banyak disoroti adalah soal rendahnya mutu pendidikan. Salah satu indikator rendahnya mutu pendidikan ditunjukkan oleh rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Pada konteks pelajaran Matematika khususnya di Sekolah ……., rendahnya prestasi belajar tidak hanya pada aspek kemampuan untuk mengerti matematika sebagai pengetahuan, tetapi juga aspek rendahnya sikap terhadap matematika. Pada aspek sikap siswa, selama ini banyak siswa yang menganggap pelajaran Matematika sebagai momok yang menakutkan. Hal ini berkaitan dengan karakteristik Matematika yang abstrak, sehingga siswa kurang berminat terhadap pelajaran Matematika sehingga prestasi belajarnya rendah.
Mengembangkan Prestasi Olah Raga Bola Voley di Kelas Melalui Metode Eksperimen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak orang salah menafsirkan bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah sama dengan proses penciptaan prestasi di bidang olah raga. Kesalahan tafsir ini menimbulkan kesalahan juga dalam metode atau cara mengajarkan pendidikan jasmani di sekolah. Padahal, antara pendidikan jasmani dan prestasi olah raga sama-sama memiliki metode dan target namun metode dan targetnya agak berbeda. Meski begitu, pendidikan jasmani bisa dijadikan sebagai awal dari dimulainya metode atau proses penciptaan sebuah prestasi olah raga di sekolah, yang boleh jadi bisa dilanjutkan menjadi sebuah proses penciptaan prestasi secara nasional.
( Dicopy oleh : agus.3108 )
|
Selasa, 12 April 2016
Remote Teaching Service
The Remote
Teaching Service is made up of a dedicated group of more than 200
teachers living and working in 38 remote communities in Western
Australia. They deliver flexible and innovative education programs to
ensure students in remote areas are not disadvantaged by their location
and have access to high quality learning programs.
The Remote Teaching Service offers a range of professional opportunities for people who are creative and resilient. If you are flexible and like working as part of a team you have the opportunity to be part of this innovative learning community. Skills and interests in literacy, numeracy and English as an additional language/dialect (ESL/D) are highly valued.
Working in a remote community offers some challenges which include isolation, cultural differences, varied accommodation and occasionally unreliable power and water. However, there is great potential to thrive both personally and professionally while experiencing a unique lifestyle.
Having a positive attitude that makes the most of the diversity of the schools and communities ensures you have an enjoyable and successful experience.
Back to top
You have the opportunity to:
In short, you will be immersed in a diversity of language, landscape, culture and community.
You are part of creative and innovative practices every day and work in environments where flexibility is paramount. No two days are ever the same.
As a member of a smaller team, you may be involved in whole school planning and decision making, participate in school based leadership roles, share personal interests and talents in specialist programs as well as learn about new subject areas.
Generally a class size in a remote school is smaller than traditional metropolitan classrooms. This enables you to develop deeper relationships with students and families. There are opportunities to teach multi-aged groups and, in many schools, you remain with that class for two or more years.
Employment in the Remote Teaching Service is predominantly through merit selection and a typical contract in the Remote Teaching Service is for three years. During that time you may be offered the opportunity to advance your career by acting in higher positions. This is a great way to extend your knowledge and skills, and develop a better understanding of what it takes to be a leader in a public school.
Back to top
The Remote Teaching Service offers a range of professional opportunities for people who are creative and resilient. If you are flexible and like working as part of a team you have the opportunity to be part of this innovative learning community. Skills and interests in literacy, numeracy and English as an additional language/dialect (ESL/D) are highly valued.
Working in a remote community offers some challenges which include isolation, cultural differences, varied accommodation and occasionally unreliable power and water. However, there is great potential to thrive both personally and professionally while experiencing a unique lifestyle.
Having a positive attitude that makes the most of the diversity of the schools and communities ensures you have an enjoyable and successful experience.
Back to top
Making the most of your remote experience
Living in a remote community
Living in a remote Aboriginal community may be very different to anything you have experienced before. You are embarking on a unique and challenging journey that many teachers have considered as ‘the time of their life’.You have the opportunity to:
- create and implement targeted education strategies
- become an important and highly regarded member of an Aboriginal community
- learn another language or dialect
- gain a better understanding of the customs and traditions of another culture
- experience living in the Australian outback.
In short, you will be immersed in a diversity of language, landscape, culture and community.
Teaching in a remote community
Teaching in a remote community offers you a wealth of opportunities. Many teachers who have worked in the Remote Teaching Service say it is the highlight of their teaching careers.You are part of creative and innovative practices every day and work in environments where flexibility is paramount. No two days are ever the same.
As a member of a smaller team, you may be involved in whole school planning and decision making, participate in school based leadership roles, share personal interests and talents in specialist programs as well as learn about new subject areas.
Generally a class size in a remote school is smaller than traditional metropolitan classrooms. This enables you to develop deeper relationships with students and families. There are opportunities to teach multi-aged groups and, in many schools, you remain with that class for two or more years.
Employment in the Remote Teaching Service is predominantly through merit selection and a typical contract in the Remote Teaching Service is for three years. During that time you may be offered the opportunity to advance your career by acting in higher positions. This is a great way to extend your knowledge and skills, and develop a better understanding of what it takes to be a leader in a public school.
Langganan:
Postingan (Atom)